Rabu, 04 November 2015

Surat Al-Maun (Pendidikan Agama I_P6)

Surat Al-Maun


Artinya :
1.  Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 
2.  Itulah orang yang menghardik anak yatim
3.  Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin
4.  Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat
5.  (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya
6.  Orang-orang yang berbuat riya
7.  Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

HUBUNGAN SURAT

§Hubungan surat  Al-Ma’un dengan surat sebelumnya:


1.Dalam surat Quraisy, Allah menyatakan bahwa Dia membebaskan manusia dari kelaparan, maka dalam surat Al-Ma’un Allah mencela orang yang mau tidak memberi makan orang miskin dan tidak mau menganjurkan orang lain untuk memberi makan.

2.Dalam surat Quraisy Allah memerintahkan manusia untuk menyembah hanya kepada-Nya maka dalam surat Al-Ma’un Allah mencela orang yang shalat dengan lalai dari-Nya.

§Hubungan surat Al-Ma’un dengan surat sesudahnya:
Dalam surat Al-Ma’un dikemukakan sifat-sifat manusia yang buruk, sedang dalam surat Al-Kautsar ditunjukkan sifat-sifat yang mulia, yang diperintah untuk mengerjakannya.

KANDUNGAN SURAT
Surat ini menggambarkan orang yang tidak mau membayar zakat dan tidak mau pula berinfaq untuk membantu fakir miskin. Allah mengancam orang yang mempunyai banyak harta tetapi tidak mempunyai kepedulian sosial.
Surat ini juga menggambarkan sifat orang munafik yang lalai dalam menunaikan shalat, pamer shalat dan enggan memberikan bantuan kepada orang fakir dan miskin

Surat ini juga menggambarkan akan sifat orang-orang yang mendustakan agama; menghardik, tidak peduli sosial, lalai dalam ibadah, riya, dan menghalang-halangi untuk berbuat baik.
Tafsir ayat 1
Tanya tentang orang yang mendustakan agama

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
1. Apakah engkau melihat orang yang mendustakan catatan kehidupan [agama]?

 Allah bertanya, 'Tidakkah kau lihat, tidakkah kau saksikan orang yang menyangkal din yang benar, jalan hidup yang benar, cara ibadah yang benar, cara perilaku yang benar? Secara historis, banyak orang yang secara khusus teridentifikasi sekaitan dengan turunnya surat ini, termasuk Abu Sufyan. Mereka adalah orang-orang yang telah dimintai tolong oleh orang yang tersingkir dari masyarakat, atau anak yatim. Mereka adalah orang-orang kaya, yang sanggup memberikan pertolongan.
Surat ini diawali dengan kalimat tanya untuk menarik perhatian pembacaanya. Kemudian Allah  SWT sendiri yang menjawab pertanyaan tersebut satu per satu.
Tujuanya ialah agar pembaca benar-benar memperhatikan dan meresapi makna yang terkandung di dalamnya.
Biasanya setiap ayat yang didahului dengan pertanyaan mengandung nilai yang sangat penting untuk segera dipahami dan diamalkan

Tafsir Ayat 2
Mengenal ciri orang yang mendustakan agama

فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim

Ciri pertama orang yang mendustakan agama adalah Menghardik anak yatim
Dalam ayat diatas Allah menjawab secara lugas bahwa pendusta agama ialah orang yang tidak mau menyantuni anak yatim.
Maksudnya adalah Mereka yang mengahardik anak yatim, menzalimi hak-haknya, dan tidak memberinya makan, tidak berbuat baik kepada mereka. 

Tafsir ayat 3
Mengenal ciri orang yang mendustakan agama

وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ
3. Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.
Ciri kedua adalah tidak mendorong orang lain memberi makan orang miskin
Yang dimaksud disini adalah orang-orang yang tidak memiliki kepedulian terhadap orang miskin
Perkataan "yahudldlu" di sini mempunyai asal arti menganjurkan dengan kuat, mengajak, menggemarkan, menganjurkan, menyuruh, mendorong diri sendiri (sebelum mendorong orang lain).
Jadi, perkataan "yahudldlu" menunjuk pada adanya komitmen batin yang tinggi, yakni usaha mengangkat dan menolong nasib kaum miskin.
Berarti bahwa indikasi ketulusan dan kesejatian dalam beragama ialah adanya komitmen sosial yang tinggi dan mendalam kepada orang bersangkutan.
Ayat 3 ini tidak berbicara tentang kewajibanmemberi makanorang miskin, tapi berbicaramenganjurkan memberi makan”.
Itu berarti mereka yang tidak memiliki kelebihan apapun dituntut pula untuk berperan sebagaipenganjur pemberi makanan terhadap orang miskinatau dengan kata lain, kalau tidak mampu secara langsung, minimal menganjurkan orang-orang yang mampu untuk memperhatikan nasib mereka.
Karena itu peran ini sebenarnya bisa dilakukan oleh siapapun, selama mereka bisa merasakan penderitaan orang lain. Ini berarti pula mengundang setiap orang untuk ikut merasakan penderitaan dan kebutuhan orang lain, walaupun dia sendiri tidak mampu mengulurkan bantuan materiil kepada mereka.
Anak-anak yatim dan faqir miskin adalah bagian dari kelompok masyarakat yang sangat dicintai oleh Rasulullah SAW, bahkan dalam sebuah hadits dinyatakan Rasulullah sangat dekat dengan mereka.
Perhatian mereka sangat diutamakan, sebagaimana tersebut dalam sebuah ayat :

ويسئلونك عن اليتمى قل اصلاح لهم خير وان تخالطهـــم فاخوانكم
Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim katakanlah ; Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu( Al-Baqarah: 220 ).

Tafsir ayat 4
Mengenal ciri orang yang celaka karena shalatnya

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ
4. Maka celakalah orang-orang yang shalat!

Kata wail bermakna: Siksa bagi mereka, atau celaka.
Dan kata mushallin berarti orang yang mengerjakan shalat.

Tafsir ayat 5
Mengenal ciri orang yang celaka karena shalatnya

الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
5. Mereka yang lalai dalam salat mereka.

Ciri pertama orang yang celaka karena shalatnya adalah orang yang lalai dalam shalatnya
Kata "sahun“ secara bahasa diterjemahkan dengan "lupa" atau "lalai"
Namun yang dimaksud dalam firman ini bukanlah mereka itu dikutuk Allah karena tidak mengerjakan shalat yang disebabkan lupa. Sebab lupa dan alpa serupa itu justru dimaafkan oleh Allah, tidak dikutuk.Tapi yang dimaksud dalam firman itu ialah mereka yang menjalankan shalat itu lupa akan shalat mereka sendiri, maksudnya adalah bahwa shalat mereka tidak mempunyai pengaruh apa-apa kepada pendidikan akhlak dan sosialnya, sehingga mereka yang menjalankan shalat dengan mereka yang tidak menjalankannya sama saja. Apalagi jika lebih buruk!
Sholat adalah ibadah yang paling utama yang diperintahkan dalam syari’at islam.
Dengan melaksanakanya secara baik dan benar akan menimbulkan pengaruh positif yang sangat besar dalam aspek kehidupan. Dan di akhirat pun merupakan amaliah yang paling utama yang memperoleh penilaian dan menjadi tolak ukur semua amal perbuatan. Allah berfirman :

اتل ما اوحى اليك من الكتاب واقم الصلاة ان الصلوة تنهى عن الفخشاء والمنكر  
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu alkitab ( al-qur’an ) dan dirikanlah sholat.sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatanperbuatan keji dan mungkar( al-ankabut : 45 )

Tafsir ayat 6
Mengenal ciri orang yang celaka karena shalatnya

الَّذِينَ هُمْ يُرَاؤُون
6. Mereka yang ingin dilihat (melakukan perbuatan karena riya)

Ciri kedua adalah orang yang shalat dan beribadah bukan karena Allah namun karena riya’ (dilihat orang lain)
Ayat ini Allah menegaskan bahwa ada sebagian orang yang melakukan amal kebaikan, termasuk shalat, untuk memperlihatkan amalnya kepada manusia. Tindakan seperti ini disebut riya’.
Sikap riyaadalah lawan dari ikhlas. Keikhlasan diperlukan dalam setiap amal kebaikan agar memperoleh pahala yang sempurna dari Allah.
Ayat ini berkenaan dengan orang-orang yang tidak sadar akan realitas di balik salat dan yang kehilangan makna salat.
Secara lahiriah, maksudnya adalah orang yang melaksanakan salat secara munafik, untuk dilihat orang lain, dan sekadar melaksanakan gerakan-gerakan lahir untuk menyenangkan penonton
Dan orang-orang yang dimaksud disini adalah mereka yang telah kehilangan makna salat; mereka kehilangan lautan cahaya yang memancar dari perbuatan yang berulang-ulang itu.

Tafsir ayat 7
Mengenal ciri orang yang celaka karena shalatnya

وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
7.Dan selalu menghalangi orang lain berbuat baik

Ciri keempat adalah orang yang senantiasa menghalang-halangi yang lain berbuat baik
Maksudnya adalah bahwa mereka yang tidak memiliki pengaruh sama sekali dari shalatnya kebaikan bahkan justru menjadi penghalang orang untuk berbuat baik
Allah SWT berfirman:
إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar”. (Al-Ankabut:45)

Kesimpulan
1.Ayat ini menjelaskan tentang anjuran memberi makan kepada orang miskin dan anak yatim.
2.Anjuran untuk menunaikan shalat pada waktunya.
3.Anjuran untuk mengerjakan kebajikan, dan berbuat baik kepada orang lain.
4.Anjuran untuk berbuat ikhlas dalam beramal dan waspada terhadap riya dan sum’ah.

Pemateri : Mr.Yasin Efendi
Resume by Tuning Asriana

Mahasiswi

About Mahasiswi

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :