Surat Al-Maun
Artinya :
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. Orang-orang yang berbuat riya,
7. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
HUBUNGAN SURAT
§Hubungan surat Al-Ma’un dengan surat sebelumnya:
1.Dalam surat Quraisy, Allah menyatakan bahwa Dia membebaskan manusia dari kelaparan, maka dalam surat Al-Ma’un Allah mencela orang yang mau tidak memberi makan orang miskin dan tidak mau menganjurkan orang lain untuk memberi makan.
2.Dalam surat Quraisy Allah memerintahkan manusia untuk menyembah hanya kepada-Nya maka dalam surat Al-Ma’un Allah mencela orang yang shalat dengan lalai dari-Nya.
§Hubungan surat Al-Ma’un dengan surat sesudahnya:
Dalam surat Al-Ma’un dikemukakan sifat-sifat manusia yang buruk, sedang dalam surat Al-Kautsar ditunjukkan sifat-sifat yang mulia, yang diperintah untuk mengerjakannya.
KANDUNGAN SURAT
•Surat ini menggambarkan orang
yang tidak mau membayar zakat dan tidak mau
pula berinfaq untuk membantu
fakir miskin.
Allah mengancam orang
yang mempunyai banyak harta tetapi tidak mempunyai kepedulian sosial.
•Surat ini juga menggambarkan sifat orang munafik
yang lalai dalam menunaikan shalat, pamer shalat dan enggan memberikan bantuan kepada orang
fakir dan miskin
•Surat ini juga menggambarkan akan sifat orang-orang yang mendustakan agama; menghardik, tidak peduli sosial, lalai dalam ibadah, riya, dan menghalang-halangi untuk berbuat baik.
Tafsir ayat 1
Tanya tentang orang yang mendustakan agama
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
1. Apakah engkau melihat orang
yang mendustakan catatan kehidupan
[agama]?
• Allah bertanya, 'Tidakkah kau lihat, tidakkah kau saksikan orang
yang menyangkal din yang benar, jalan hidup yang benar, cara ibadah yang benar, cara perilaku yang benar? Secara historis, banyak orang yang secara khusus teridentifikasi sekaitan dengan turunnya surat ini, termasuk Abu Sufyan. Mereka adalah orang-orang yang telah dimintai tolong oleh orang yang tersingkir dari masyarakat, atau anak yatim. Mereka adalah orang-orang kaya, yang sanggup memberikan pertolongan.
•Surat ini diawali dengan kalimat tanya untuk menarik perhatian pembacaanya. Kemudian
Allah SWT sendiri yang menjawab pertanyaan tersebut satu per satu.
•Tujuanya ialah
agar pembaca benar-benar memperhatikan dan meresapi makna
yang terkandung di dalamnya.
•Biasanya setiap ayat
yang didahului dengan pertanyaan mengandung nilai
yang sangat penting untuk segera dipahami dan diamalkan.
Tafsir Ayat 2
Mengenal ciri orang yang
mendustakan
agama
فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim
•Ciri pertama orang yang mendustakan agama adalah Menghardik anak yatim
•Dalam ayat diatas Allah menjawab secara lugas bahwa pendusta agama ialah orang yang tidak mau menyantuni anak yatim.
•Maksudnya adalah Mereka yang
mengahardik anak yatim, menzalimi hak-haknya, dan tidak memberinya makan, tidak
berbuat baik kepada mereka.
Tafsir ayat 3
Mengenal ciri orang yang
mendustakan
agama
وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ
3. Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.
•Ciri kedua adalah tidak mendorong orang lain memberi makan orang miskin
•Yang dimaksud disini adalah orang-orang yang tidak memiliki kepedulian terhadap orang miskin
•Perkataan "yahudldlu" di sini mempunyai asal arti menganjurkan dengan kuat, mengajak, menggemarkan, menganjurkan, menyuruh, mendorong diri sendiri (sebelum mendorong orang lain).
•Jadi, perkataan
"yahudldlu"
menunjuk pada adanya komitmen batin
yang tinggi, yakni usaha mengangkat dan menolong nasib kaum miskin.
•Berarti bahwa indikasi ketulusan dan kesejatian dalam beragama ialah adanya komitmen sosial
yang tinggi dan mendalam kepada orang bersangkutan.
•Ayat 3 ini tidak berbicara tentang kewajiban ”memberi makan” orang miskin, tapi berbicara ”menganjurkan memberi makan”.
•Itu berarti mereka
yang tidak memiliki kelebihan apapun dituntut
pula untuk berperan sebagai ”penganjur pemberi makanan terhadap orang miskin” atau dengan kata
lain, kalau tidak mampu secara langsung,
minimal menganjurkan orang-orang yang mampu untuk memperhatikan nasib mereka.
•Karena itu peran ini sebenarnya bisa dilakukan oleh siapapun, selama mereka bisa merasakan penderitaan orang
lain. Ini berarti
pula mengundang setiap orang untuk ikut merasakan penderitaan dan kebutuhan orang
lain, walaupun dia sendiri tidak mampu mengulurkan bantuan materiil kepada mereka.
•Anak-anak yatim dan faqir miskin adalah bagian dari kelompok masyarakat
yang sangat dicintai oleh Rasulullah
SAW, bahkan dalam sebuah hadits dinyatakan Rasulullah sangat dekat dengan mereka.
•Perhatian mereka sangat diutamakan, sebagaimana tersebut dalam sebuah ayat :
ويسئلونك عن اليتمى قل اصلاح لهم خير وان
تخالطهـــم فاخوانكم
Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim katakanlah ; Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu” ( Al-Baqarah: 220 ).
Tafsir ayat 4
Mengenal ciri orang yang celaka karena shalatnya
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ
4. Maka celakalah orang-orang yang shalat!
•Kata wail bermakna: Siksa bagi mereka, atau celaka.
•Dan kata mushallin berarti orang yang mengerjakan shalat.
Tafsir ayat 5
Mengenal ciri orang yang celaka karena shalatnya
الَّذِينَ هُمْ عَن
صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
5. Mereka yang lalai dalam salat mereka.
•Ciri pertama orang yang celaka karena shalatnya adalah orang yang lalai dalam shalatnya
•Kata "sahun“ secara bahasa diterjemahkan dengan "lupa" atau "lalai"
•Namun yang dimaksud dalam firman ini bukanlah mereka itu dikutuk Allah karena tidak mengerjakan shalat yang disebabkan lupa. Sebab lupa dan alpa serupa itu justru dimaafkan oleh Allah, tidak dikutuk.Tapi yang dimaksud dalam firman itu ialah mereka yang menjalankan shalat itu lupa akan shalat mereka sendiri, maksudnya adalah bahwa shalat mereka tidak mempunyai pengaruh apa-apa kepada pendidikan akhlak dan sosialnya, sehingga mereka yang menjalankan shalat dengan mereka yang tidak menjalankannya sama saja. Apalagi jika lebih buruk!
•Sholat adalah ibadah
yang paling utama
yang diperintahkan dalam syari’at islam.
•Dengan melaksanakanya secara baik dan benar akan menimbulkan pengaruh positif
yang sangat besar dalam aspek kehidupan.
Dan di akhirat
pun merupakan amaliah
yang paling utama
yang memperoleh penilaian dan menjadi tolak ukur semua amal perbuatan.
Allah berfirman :
اتل ما اوحى اليك من الكتاب واقم الصلاة ان الصلوة تنهى عن
الفخشاء والمنكر
Bacalah apa
yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu alkitab (
al-qur’an ) dan dirikanlah sholat.sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan –perbuatan keji dan mungkar. ( al-ankabut : 45 )
Tafsir ayat 6
Mengenal ciri orang yang celaka karena shalatnya
الَّذِينَ هُمْ يُرَاؤُون
6. Mereka yang ingin dilihat (melakukan perbuatan karena riya)
•Ciri kedua adalah orang
yang shalat dan beribadah bukan karena
Allah namun karena riya’ (dilihat orang
lain)
•Ayat ini
Allah menegaskan bahwa ada sebagian orang
yang melakukan amal kebaikan, termasuk shalat, untuk memperlihatkan amalnya kepada manusia. Tindakan seperti ini disebut riya’.
•Sikap riya’ adalah lawan dari ikhlas. Keikhlasan diperlukan dalam setiap amal kebaikan
agar memperoleh pahala
yang sempurna dari
Allah.
•Ayat ini berkenaan dengan orang-orang yang tidak sadar akan realitas di balik salat dan
yang kehilangan makna salat.
•Secara lahiriah, maksudnya adalah orang
yang melaksanakan salat secara munafik, untuk dilihat orang
lain, dan sekadar melaksanakan gerakan-gerakan lahir untuk menyenangkan penonton.
•Dan orang-orang yang dimaksud disini adalah mereka yang telah kehilangan makna salat; mereka kehilangan lautan cahaya yang memancar dari perbuatan yang berulang-ulang itu.
Tafsir ayat 7
Mengenal ciri orang yang celaka karena shalatnya
وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
7.Dan selalu menghalangi orang lain berbuat baik
•Ciri keempat adalah orang yang senantiasa menghalang-halangi yang lain berbuat baik
•Maksudnya adalah bahwa mereka yang tidak memiliki pengaruh sama sekali dari shalatnya kebaikan bahkan justru menjadi penghalang orang untuk berbuat baik
Allah SWT berfirman:
إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar”. (Al-Ankabut:45)
Kesimpulan
1.Ayat ini menjelaskan tentang
anjuran memberi makan kepada orang miskin dan anak yatim.
2.Anjuran untuk menunaikan shalat
pada waktunya.
3.Anjuran untuk mengerjakan
kebajikan, dan berbuat baik kepada orang lain.
4.Anjuran untuk berbuat ikhlas
dalam beramal dan waspada terhadap riya dan sum’ah.
Pemateri : Mr.Yasin Efendi
Resume by Tuning Asriana