Minggu, 14 Februari 2016

MY Presentation - Impian

“Bermimpilah! Karena ketika kita bermimpi, Tuhan sedang memeluk mimpi-mimpi kita.”Andrea Hirata
Berani Bermimpi
Sudah barang tentu sebagian besar dari kita memiliki yang namanya cita-cita, atau bisa disebut juga impian: cita-cita untuk menjadi ini dan itu; memiliki ini dan itu; atau bla…bla…bla… Tapi tahukah Anda, bahwa jarang sekali orang menuliskan mimpi-mimpinya? Ya, menuliskannya. Entah di buku, atau bahkan hanya di secarik kertas. Anda yang sedang membaca posting ini pun mungkin sama sekali belum menuliskan apa-apa tentang impian-impian Anda. Maka, dengan ‘SANGAT’ saya sarankan untuk Anda agar mulai menulis impian-impian Anda walau pada saat ini terkesan MUSTAHIL. Sebab, tak ada kata MUSTAHIL jika dikehendaki oleh Yang Maha Kuasa.
Mengapa harus ditulis?
Ini bukan hal baru, sudah banyak orang yang membuktikan kekuatan ‘tulisan impian’. Termasuk saya dan sebagian orang di sekeliling saya. Orang-orang yang menulis cita-cita atau impian-impiannya akan lebih terdorong oleh tulisannya sendiri karena tulisan itu selalu menetap, tidaklah hilang. Tidak seperti ketika kita hanya membayangkan dan memimpikan sesuatu untuk kita capai di esok hari. Sebab, jika kita hanya memikirkannya maka secara otomatis dengan berjalannya siklus waktu, impian-impian yang ada dalam pikiran kita akan tergerus lamat-lamat, sedikit demi sedikit sampai akhirnya kita lupa. Belum lagi jika kita mengalami kondisi gangguan psikis, sedikit atau banyak pasti akan mempengaruhi. Oleh karenanya, menulis mimpi adalah cara aman agar mimpi kita tetap terpatri.
Usahakan letakkan tulisan itu pada tempat yang mudah dijangkau oleh pandangan kita sesering mungkin. Semisal, di dinding kamar merupakan salah satu tempat strategis untuk menulis impian. Karena semakin sering kita melihatnya, semakin sering pula kita terdorong untuk mewujudkannya.
Anda lalu bertanya: Saya tahu dari mana?
kutipan aeymanusia 
Begini ceritanya: suatu hari di belahan dunia bagian Timur, di sebuah daerah yang secara terus-menerus disinggahi para pendatang hingga sekarang. Tempat di mana banyak pelajar ingin menempa kemampuan bahasa Inggrisnya. Di salah satu sudut kota di Jawa Timur. Yapz, Pare namanya.
Pada suatu ketika di salah satu tempat kursus yang tidak aey sebut namanya, aey mengambil kelas speaking tingkat II. Pembimbingnya bernama Mr. Yusuf. Materi-materi speaking pun kami dapatkan sebagaimana di kursusan lain. Akan tetapi, pada suatu hari Mr. Yusuf tidak menyampaikan materi speaking dan latihan sebagaimana biasanya. Beliau malah membawa laptop dan proyektor. Aey dan teman-teman pun shock . Akhirnya beliau bilang: “Hari ini materinya adalah: cara menggapai mimpi!”
Dengan wajah setengah gembira dan penasaran, kami pun menyimak. Mr. Yusuf memberi prolog tentang apa itu impian, bagaimana cara meraihnya, motivasi cita-cita dan lain sebagainya. Yang intinya: jangan pernah takut untuk bermimpi walaupun nampak mustahil saat ini. Lalu mulailah kami pada sesi audio visual. Di mana Mr. Yusuf memutar 1 video dari YouTube, judulnya:  Pembuat Jejak – Danang A Prabowo (IPB). 
Di video tersebut diceritakan oleh seorang mahasiswa IPB yang menulis lebih dari seratus mimpinya. Ia tempel di salah satu dinding kamarnya, dan teman-temannya menertawakannya. Menurutnya, justru itulah yang akan jadi pembeda. Karena suatu saat tulisan mimpi-mimpi itu akan hanya menjadi sebuah coretan karena Anda telah MEWUJUDKANNYA. Danang telah membuktikannya (dengan kehendak Allah) bisa meraih satu persatu dari ratusan mimpi-mimpinya yang ia tulis pada lembaran kertas.
MY Presentation
resume by Tuning Asriana

Minggu, 07 Februari 2016

Al-Ihsan (Pendidikan Agama I_14)

AL-IHSAN


Rukun Agama
•Hadits kedua Arbain Nawawi menyebutkan tentang rukun agama (أَرْكَانُ الدِّيْنِ), yaitu
•ISLAM à komitmen operasional
•IMAN à komitmen moral

•IHSAN à kualitas operasional

KAIDAH TAFSIR
•Berkaitan dengan makna ISLAM dan IMAN, perlu dipahami dengan kaidah tafsir berikut:
•إذَا اجْتَمَعَا افْتَرَقَا (jika bersatu, maka berpisah)
•إِذَا افْتَرَقَا اجْتَمَعَا (jika berpisah, maka bersatu)
•Maksudnya:
•Jika kata Islam dan Iman ada dalam satu ayat (bersatu), maka artinya berbeda (berpisah): Islam terkait amal perbuatan, Iman terkait keyakinan dalam hati (49:14)
•Jika hanya disebutkan salah satu saja dalam satu ayat (berpisah), maka maknanya meliputi keduanya (bersatu): hanya disebut Islam saja, maka maknanya termasuk Iman atau disebut Iman saja, maka maknanya termasuk Islam (3:139)

IHSAN karena Muraqabatullah
•Ihsan berkaitan dengan kualitas kerja (operasional)
•Oleh karena itu, ihsan akan muncul jika perasaan terhadap PENGAWASAN ALLAH (مُرَاقَبَةُ اللهِ) senantiasa ada à kerjanya selalu sesuai dengan tuntutan yang ada, meski tidak ada mandornya
•Rasul SAW bersabda tentang IHSAN:
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihatNya; jika kamu tidak dapat melihatNya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Bukhari-Muslim)
IHSAN karena Ihsanullah
•Ihsan juga muncul karena adanya perasaan atau kesadaran akan limpahan kebaikan Allah (إِحْسَانُ الله) à kerja sebagai ungkapan rasa syukur sehingga kerjanya dalam format yang sebaik-baiknya
•Keduanya (muraqabatullah dan ihsanullah) ini pertama-tama akan memunculkan niat atau motivasi kerja à motivasi yang baik 

1. إِخْلاَصُ النِّيَّةِ Niat Yang Ikhlas
•Unsur pertama dari Ihsan adalah NIAT YANG IKHLAS
•Setiap sesuatu dapat ternoda oleh yang lain
•Jika sesuatu itu bersih dan terhindar dari kotoran, maka dinamakan 
KHALIS (اَلْخَالِصُ)
•Pekerjaan membersihkan disebut Ikhlas
•16:66 susu yang bersih disebut لَبَنًا خَالِصًا yang terhidar dari kotoran dan darah atau yang lainnya
•Niat yang ikhlas merupakan syarat diterimanya suatu amal:
 إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
"Hanyasanya semua amal perbuatan itu dengan  disertai niat-niatnya dan hanyasanya bagi setiap orang itu apa yang telah menjadi niatnya.” (HR. Bukhari)
Mengumpulkan Niat Baik
•Termasuk Ikhlas adalah mengumpulkan beberapa niat baik dalam satu amal
•Misalnya: Pergi halaqah dengan niat
•Silaturrahim
•Akan berinfaq fii sabilillah
•Thalabul ilmi (menuntut ilmu)
•Tilawatil Qur’an
•Ingin memperbaiki diri
•Mencari ridho Allah
•Karena niat saja sudah dicatat satu kebaikan oleh Allah, sehingga satu amalan dengan beberapa niat baik akan mendapatkan beberapa pahala sekaligus
3 Amal yang Ikhlas
•Ada 3 jenis amal yang termasuk ikhlas:
1.Beramal karena takut siksa Allah (27:89-90)
•Disebut amalnya hamba (عَمَلُ الْعَابِدِ)
2.Beramal karena mencari pahala (16:97)
•Ini amalnya pedagang (عَمَلُ التَّاجِرِ)
3.Beramal karena bersyukur (أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا)
•Ini amalnya orang yang bersyukur (عَمَلُ الشَّاكِرِ)
•Ketiga jenis amal itu adalah amal yang diterima oleh Allah SWT, meskipun amal karena bersyukur itu adalah amal yang tertinggi karena itulah amal Rasul SAW
Ikhlas yang Berat
•Di masa dakwah belum mendapatkan peluang jabatan atau berbagai manfaat duniawi, tentu ikhlasnya lebih mudah
•Ikhlas dalam masa ini murni berkaitan dengan Allah saja
•Tetapi, di masa dakwah sudah memberikan peluang-peluang duniawi, maka ikhlas akan lebih berat lagi
•Nafsu manusia selalu cenderung kepada dunia, sehingga untuk membersihkan diri dari “kotoran ikhlas” ini akan lebih sulit lagi
•Contoh pribadi yang sangat menonjol dalam keikhlasan di masa kejayaan Islam adalah Khalid bin Walid (ia ridho menerima keputusan pemecatan dirinya oleh Khalifah Umar, padahal ia berhasil memenangkan Perang Yarmuk yang sangat spektakuler itu)
2. إِتْقَانُ الْعَمَلِ Amal yang rapi
•Setelah ikhlas, unsur ihsan berikutnya adalah kerja yang rapi (profesional)
•Ciri utama kerja-kerja profesional adalah perhatiannya yang besar pada masalah detailasi (setiap faktor yang berpengaruh dihitung masak-masak)
•Rasul SAW bersabda,
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mencintai apabila mengerjakan salah seorang di antara kalian suatu pekerjaan dilakukan dengan rapi.”
(HR. Thabrani dan Baihaqi)
Amal Terbaik
•Allah pun ingin menguji di antara hambaNya siapakah yang paling baik amalnya (أَحْسَنُ عَمَلًا) 11:7, 18:7,30, 67:2
•Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan bahwa yang dimaksud ahsanu ‘amala adalah
•أَخْلَصُهُ (paling ikhlas)
• وَأَصْوَبُهُ(paling sesuai dengan Sunnah)
•Muhammad bin ‘Ajlan mengatakan: bukan yang paling banyak amalnya (أَكْثَرُ عَمَلاً)
•Jadi yang diinginkan oleh Allah adalah yang terbaik dari amal-amal kita
Terbaik dalam Setiap Tahapan
•Amal memiliki beberapa tahapan
•Perencanaan (planning)
•Pengorganisasian (organizing)
•Pelaksanaan (actuating)
•Pengawasan (controlling)
•Amal yang terbaik harus ada di setiap tahapan amal tersebut
•Bekerja dengan orang saja kita dituntut untuk yang terbaik, kalau ingin diakui dan dihargai pekerjaan kita
•Bagaimana dengan bekerja untuk Allah?
•Untuk bekal kita di akhirat lagi, tentu sudah seharusnya kita berikan yang terbaik
3. جَوْدَةُ الأَدَاءِPenyelesaian yang baik
•Jika dari awal sudah baik: niat dan pelaksanaannya, kemudian diakhiri dengan tidak baik, mungkin menjadikan hasil kerja sebelumnya jadi kurang baik
•Maka unsur yang ketiga dari ihsan adalah penyelesaian yang baik
•Contoh kecil:
•bila menggunakan ruangan, tata kembali seperti sedia kala
•Tidak meninggalkan kursi atau meja yang berantakan
•Yang paling malas biasanya membuat laporan pelaksanaan program (acara) à ini juga bagian dari jaudatul ada’, mesti diselesaikan dengan baik
•94:7 jika selesai melakukan suatu pekerjaan, kerjakan yang lainnya dengan sungguh-sungguh
4. إِحْسَانُ الْعَمَلِ Amal yang Ihsan
•Jika ketiga unsur ihsan itu sudah terpenuhi, maka berarti sudah melakukan amal yang ihsan
•Amal yang ihsan itu diwajibkan oleh Allah SWT dalam segala hal
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
Sesungguhnya Allah mewajibkan ihsan dalam segala hal.”(HR. Muslim)
•Dalam hadits tersebut Rasulullah SAW memberi contoh dalam masalah penyembelihan à kepada binatang saja kita wajib ihsan, apalagi kepada manusia
BALASAN IHSAN
1. Cinta dari ALLAHحُبٌّ مِنَ اللهِ
•Bagi orang yang berbuat ihsan Allah akan memberikan beberapa balasan
•Yang pertama adalah memperoleh cinta dari Allah SWT (2:195, 5:13)
•Dan jika Allah sudah mencintai seorang hamba, maka:
فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ
Jika Aku mencintainya jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatukepadaKu pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan dari Ku pasti Aku akan melindunginya”. (HR Bukhari)
أَجْرٌ مِنَ اللهِ Pahala dari ALLAH
•Balasan kedua bagi orang yang ihsan adalah mendapatkan balasan dari Allah
SWT
•3:148 balasan di dunia dan akhirat
•55:60 tidak ada balasan bagi ihsan kecuali ihsan lagi, yaitu sorga
•10:26 bagi yang ihsan akan mendapatkan al-husna (sorga) dan bonus (ziyadah), yaitu
•Dilipatgandakan 10 – 700 kali lipat, bahkan lebih dari itu
•Melihat Allah; inilah grand bonus-nya
نَصْرٌ مِنَ اللهِ Pertolongan dari ALLAH
•Yang ketiga, bagi orang yang ihsan akan mendapatkan pertolongan dari
Allah
•16:128, 29:69 orang yang ihsan selalu disertai oleh Allah secara khusus, sehingga segala kesulitan dan bencana yang menimpa akan selalu mendapatkan pertolongan dari Allah
•Mendapatkan kemudahan
•Mendapatkan petunjuk
•Mendapatkan jalan keluar
•Dimenangkan dari musuh-musuhnya 
Ibrah dari Perang Hunain
•Perang Hunain memberikan pelajaran berharga dalam masalah ihsan di peperangan
•Awalnya mayoritas pasukan Islam kurang ihsan karena bertumpu pada jumlah yang besar, bukan pada kualitas dan iman
•Pasukan kocar-kacir, karena mendapatkan serangan panah tiba-tiba
•Meskipun Rasulullah SAW bersabda, “Kemarilah wahai semua orang. Aku adalah Rasul Allah. Aku Muhammad bin Abdullah.”
•Tapi mereka tidak peduli, lari aja yang ada di benak mereka Kemenangan yang Besar
•Setelah Abbas ra menyeru orang-orang yang berbaiat di baiatur ridwan dan juga orang-orang Anshar, maka pasukan dapat tertata kembali
•Serangan pasukan yang sudah tertata ini mengalahkan musuh dan umat
Islam mendapatkan kemenangan yang besar
•Dalam perang itu juga Rasulullah berdoa, “Ya Allah, turunkanlah pertolonganMu.”
•Rasul pun melemparkan pasir yang membuat pasukan kafir tidak dapat melihat

Simpulan
Ihsan adalah puncak prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlaq. Oleh karena itu, semua orang yang menyadari akan hal ini tentu akan berusaha dengan seluruh potensi diri yang dimilikinya agar sampai pada tingkat tersebut. Siapa pun kita, apa pun profesi kita, di mata Allah tidak ada yang lebih mulia dari yang lain, kecuali mereka yang telah naik ke tingkat ihsan dalam seluruh sisi dan nilai hidupnya. Semoga kita semua dapat mencapai hal ini, sebelum Allah swt mengambil ruh ini dari kita. Wallahu a'lam bish shawab.

Resume by : Tuning Asriana
Pemateri : Mr.Yasin Efendi,M.Kom